Sabtu, 14 April 2012

AKIDAH MENURUT AJARAN NABI Oleh: Hasan Husen Assagaf Syarah kitab: Al-Aqa’id Ad-Diniyyah Karya: Habib Abdurahman bin Saggaf Assagaf Al-‘Alawi Al-Husaini Al-Syafi’i Al- Asy’ari --------------------------------------- Wujud ﺍﻟﺪﺭﺱ ﺍﻟﺮﺍﺑﻊ : ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﻮﺍﺟﺒﺔ - ﺍﻟﻮﺟﻮﺩ : ﻫﻮ ﺻﻔﺔ ﻧﻔﺴﻴﺔ ، ﻣﻌﻨﺎﻩ ﺃﻧﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻮﺟﻮﺩﺍ ﻭﺟﻮﺩﺍ ﻣﺤﻘﻘﺎ ﻻ ﺷﻚ ﻓﻴﻪ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ } ﺇِﻥَّ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﭐﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ﭐﻟﺴَﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﭐﻷَﺭْﺽَ ﻓِﻲ ﺳِﺘَّﺔِ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﺛُﻢَّ ﭐﺳْﺘَﻮَﻯٰ ﻋَﻠَﻰ ﭐﻟْﻌَﺮْﺵِ ﻳُﻐْﺸِﻲ ﭐﻟْﻠَّﻴْﻞَ ﭐﻟﻨَّﻬَﺎﺭَ ﻳَﻄْﻠُﺒُﻪُ ﺣَﺜِﻴﺜﺎً ﻭَﭐﻟﺸَّﻤْﺲَ ﻭَﭐﻟْﻘَﻤَﺮَ ﻭَﭐﻟﻨُّﺠُﻮﻡَ ﻣُﺴَﺨَّﺮَﺍﺕٍ ﺑِﺄَﻣْﺮِﻩِ ﺃَﻻَ ﻟَﻪُ ﭐﻟْﺨَﻠْﻖُ ﻭَﭐﻷَﻣْﺮُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﺭَﺏُّ ﭐﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦ { ﻭ ﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﺍﻟﻌﻘﻠﻲ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺣﺪﻭﺙ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﻷﻧﻪ ﻣﻼﺯﻡ ﻟﻸﻋﺮﺍﺽ ﺍﻟﺤﺎﺩﺛﺔ ﻭ ﻣﻼﺯﻡ ﺍﻟﺤﺎﺩﺙ ﺣﺎﺩﺙ ﻭ ﻛﻞ ﺣﺎﺩﺙ ﻻ ﺑﺪ ﻟﻪ ﻣﻦ ﻣﺤﺪﺙ PELAJARAN KEEMPAT: SIFAT SIFAT WAJIB SYARAH 1- WUJUD Wujud (ada) adalah sifat Nafsiyyah artinya sesungguhnya Allah itu ada dan keberadaan Nya itu pasti tidak diragukan lagi. Sifat ini juga menegaskan di mana Allah menjadi tidak ada tanpa adanya sifat tersebut. Wujud artinya ada dan sifat mustahilnya ‘Adam artinya tidak ada. Untuk membuktikan bahwa Allah itu ada bukan hal yang mudah, kecuali bagi orang-orang yang memiliki keimanan yang luhur. Memang kita tidak dapat melihat wujud Allah secara langsung, tetapi dengan menggunakan akal, kita dapat menyaksikan ciptaan-Nya. Dari mana alam semesta ini berasal? Pastilah ada yang menciptakannya. Tidak mungkin alam semesta ini jadi dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan. Untuk membuktikan bahwa Allah itu ada tergantung kepada pengetahun dan cara berfikir setiap orang. Ada orang yang pengetahuan dan cara berfikirnya sederhana, dia bisa membuktikan keberadaan Allah dengan dalil yang sangat sederhana pula. Contohnya seperti yang telah dikisahkan dalam pelajaran sebelumnya, pernah seorang Badui (Arab dari pegunungan) ditanya, ”Dari mana kau mengetahui bahwa Allah itu ada?”. Kebetulan di muka orang Badui tadi ada kotoran unta. Ia menjawab ”Apakah kau lihat kotoran unta ini? Setiap ada kotoran unta pasti ada untanya. Tidak mungkin kotoran unta itu berada dengan sendirinya” Sedangkan untuk kita yang hidup di abad serba canggih dan modern cara membuktikannya pula berbeda. Tentu kita melihat pesawat terbang, kereta api, mobil, komputer dan lain-lainnya, sesuatu yang tidak masuk akal jika semua itu terjadi dengan sendirinya. Ya sudah pasti ada pembuatnya. Bahkan sampai benda-benda yang sederhana saja seperti jarum ada yang membuatnya, tidak mungkin jarum itu jadi dengan sendirinya. Apalagi sekarang dunia sudah bertambah maju dan teknologi sudah jahuh semakin canggih. Karena kita tidak bisa melihat Allah, bukan berarti Allah itu tidak ada. Allah ada. Mesikpun kita tidak bisa melihat-Nya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya. Pernyataan bahwa Allah itu tidak ada hanya karena panca indera manusia yang sangat terbatas, karena Dia tidak bisa diraba dan tidak bisa dilihat, makanya kita tidak bisa mengetahui keberadaan Allah kecuali dengan bukti bukti ciptaan Nya. Tapi kalau kita pikirkan berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, kenyataannya benda itu ada? Betapa banyak benda benda di langit yang jaraknya milyaran kilo meter yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada? Berapa banyak dzat berukuran sangat kecil seperti molekul dan atom manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada? Jadi benda benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Allah Pencipta benda benda tersebut. Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas di jalan raya. Setiap kendaraan ada pengemudinya. Tapi masih ada saja terdapat kecelakaan lalu lintas. Meskipun ada yang mengatur sedemikan rupa. Sedangkan bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain yang sudah beredar di angkasa raya milyaran tahun, belum pernah terjadi tabrakan. Belum pernah kita dengar ada bumi menabrak bulan, atau bulan menabrak matahari. Padahal tidak ada polisi yang mengatur lalu lintas jalan, atau pun pengemudi yang mengendarai. Jelasnya, tanpa ada Allah yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu terjadi karena adanya Allah yang Maha Pengatur. Allah yang telah menetapkan tempat-tempat perjalanan bagi masing- masing benda tersebut. Jika kita benar benar memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahwa Allah itu ada ﺇِﻥَّ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﭐﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ﭐﻟﺴَﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﭐﻷَﺭْﺽَ ﻓِﻲ ﺳِﺘَّﺔِ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﺛُﻢَّ ﭐﺳْﺘَﻮَﻯٰ ﻋَﻠَﻰ ﭐﻟْﻌَﺮْﺵِ ﻳُﻐْﺸِﻲ ﭐﻟْﻠَّﻴْﻞَ ﭐﻟﻨَّﻬَﺎﺭَ ﻳَﻄْﻠُﺒُﻪُ ﺣَﺜِﻴﺜﺎً ﻭَﭐﻟﺸَّﻤْﺲَ ﻭَﭐﻟْﻘَﻤَﺮَ ﻭَﭐﻟﻨُّﺠُﻮﻡَ ﻣُﺴَﺨَّﺮَﺍﺕٍ ﺑِﺄَﻣْﺮِﻩِ ﺃَﻻَ ﻟَﻪُ ﭐﻟْﺨَﻠْﻖُ ﻭَﭐﻷَﻣْﺮُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﺭَﺏُّ ﭐﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ Allah berfirman: ”Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah- Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”.( Al-A’râf: 54).

1 komentar:

  1. Manusia suka melakukan sakralisasi peristiwa yg terjadi diluar kontrol atau pemahamannya, itu intervensi oknum adikodrati katanya.

    Bila peristiwa itu negatif atau merugikan maka oknumnya bernama iblis atau setan, sedangkan bila positif atau menguntungkan oknumnya bernama Tuhan.

    Sebagai tambahan bacaan bisa langsung ke:
    Tuhan, Siapakah Engkau?

    BalasHapus