Rabu, 25 April 2012

Cara Termudah Menghafal Al-Qur`an Al- Karim Segala pujian hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabat seluruhnya. Keistimewaan metode ini adalah seseorang akan memperoleh kekuatan dan kemapanan hafalan serta dia akan cepat dalam menghafal sehingga dalam waktu yang singkat dia akan segera mengkhatamkan Al- Quran. Berikut kami akan paparkan metodenya beserta pencontohan dalam menghafal surah Al-Jumuah: 1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali. 2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali. 3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali. 4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali 5. Keempat ayat di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali. 6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali. 7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali. 8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali. 9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali. 10. Keempat ayat (ayat 5-8) di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali. 11. Bacalah ayat pertama hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya. Demikian seterusnya pada setiap surah hingga selesai menghafal seluruh surah dalam Al-Quran. Jangan sampai kamu menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, karena itu akan menyebabkan hafalanmu bertambah berat sehingga kamu tidak bisa menghafalnya. JIKA AKU INGIN MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA, BAGAIMANA CARANYA? Jika kamu ingin menambah hafalan baru (halaman selanjutnya) pada hari berikutnya, maka sebelum kamu menambah dengan hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas, maka anda harus membaca hafalan lama (halaman sebelumnya) dari ayat pertama hingga ayat terakhir (muraja’ah) sebanyak 20 kali agar hafalan ayat-ayat sebelumnya tetap kokoh dan kuat dalam ingatanmu. Kemudian setelah mengulangi (muraja’ah) maka baru kamu bisa memulai hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas. BAGAIMANA CARANYA AKU MENGGABUNGKAN ANTARA MENGULANG (MURAJA’AH) DENGAN MENAMBAH HAFALAN BARU? Jangan sekali-kali kamu menambah hafalan Al-Qur`an tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya. Hal itu karena jika kamu hanya terus-menerus melanjutkan menghafal Al-Qur’an hingga khatam tapi tanpa mengulanginya terlebih dahulu, lantas setelah khatam kamu baru mau mengulanginya dari awal, maka secara tidak disadari kamu telah banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal. Oleh karena itu metode yang paling tepat dalam menghafal adalah dengan menggabungkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Bagilah isi Al-Qur`an menjadi tiga bagian,yang mana satu bagian berisi 10 juz. Jika dalam sehari kamu telah menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga kamu menyelesaikan 10 juz. Jika kamu telah berhasil menyelesaikan 10 juz maka berhentilah menghafal selama satu bulan penuh dan isi dengan mengulang apa yang telah dihafal, dengan cara setiap hari kamu mengulangi (meraja’ah) sebanyak 8 halaman. Setelah selesai satu bulan kamu mengulangi hafalan, sekarang mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan hafalan 20 juz. Jika kamu telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulangi hafalan 20 juz, dimana setiap hari kamu harus mengulang (meraja’ah) sebanyak 8 halaman. Jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan seluruh Al-Qur’an. Jika anda telah selesai menghafal semua isi Al-Qur`an, maka ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan, dimana setiap harinya kamu mengulang setengah juz. Kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya, juga diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama setiap harinya. Kemudian pindahlah untuk mengulang 10 juz terakhir dari Al- Qur`an selama sebulan, dimana setiap harinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua. BAGAIMANA CARA MERAJA’AH AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH AKU MENYELESAIKAN METODE MURAJA’AH DI ATAS? Mulailah mengulangi Al-Qur’an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulanginya 3 kali dalam sehari. Dengan demikian maka kamu akan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an sekali setiap dua minggu. Dengan metode seperti ini maka dalam jangka satu tahun (insya Allah) kamu telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-Qur’an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun penuh. APA YANG AKU LAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL-QUR’AN SELAMA SATU TAHUN? Setelah menguasai hafalan dan mengulangInya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, hendaknya bacaan Al- Qur’an yang kamu baca setiap hari hingga akhir hayatmu adalah bacaan yang dilakukan oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- semasa hidup beliau. Beliau membagi isi Al-Qur`an menjadi tujuh bagian (dimana setiap harinya beliau membaca satu bagian tersebut), sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sepekan. Aus bin Huzaifah -rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, “Bagaimana caranya kalian membagi Al- Qur`an untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab: ﻧُﺤَﺰِّﺑُﻪُ ﺛَﻠَﺎﺙَ ﺳُﻮَﺭٍ ﻭَﺧَﻤْﺲَ ﺳُﻮَﺭٍ ﻭَﺳَﺒْﻊَ ﺳُﻮَﺭٍ ﻭَﺗِﺴْﻊَ ﺳُﻮَﺭٍ ﻭَﺇِﺣْﺪَﻯ ﻋَﺸْﺮَﺓَ ﺳُﻮﺭَﺓً ﻭَﺛَﻠَﺎﺙَ ﻋَﺸْﺮَﺓَ ﺳُﻮﺭَﺓً ﻭَﺣِﺰْﺏَ ﺍﻟْﻤُﻔَﺼَّﻞِ ﻣِﻦْ ﻗَﺎﻑْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺨْﺘَﻢَ “Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad no. 15578). Maksudnya: -Hari pertama: Mereka membaca surat “al- fatihah” hingga akhir surat “an-nisa`”. -Hari kedua: Dari surat “al-maidah” hingga akhir surat “at-taubah”. -Hari ketiga: Dari surat “Yunus” hingga akhir surat “an-nahl”. -Hari keempat: Dari surat “al-isra” hingga akhir surat “al-furqan”. -Hari kelima: Dari surat “asy-syu’ara” hingga akhir surat “Yasin”. -Hari keenam: Dari surat “ash-shaffat” hingga akhir surat “al-hujurat”. -Hari ketujuh: Dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-nas”. Para ulama menyingkat bacaan Al-Qur`an Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ini menjadi kata: ” ﻓَﻤِﻲ ﺑِﺸَﻮْﻕٍ “. Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada setiap harinya. Maka: - Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al- fatihah”. Maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari pertama dimulai dari surah al-fatihah. - Huruf “mim” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kedua dimulai dari surah al- maidah. - Huruf “ya`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketiga dimulai dari surah Yunus. - Huruf ”ba`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keempat dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al- isra`. - Huruf “syin” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kelima dimulai dari surah asy- syu’ara`. - Huruf “waw” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keenam dimulai dari surah wash shaffat. - Huruf “qaaf” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketujuh dimulai dari surah qaf hingga akhir muashaf yaitu surah an-nas. Adapun pembagian hizib yang ada pada Al- Qur an sekarang, maka itu tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf. BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (AYAT YANG MIRIP) DALAM AL-QUR’AN? Cara terbaik untuk membedakan antara dua ayat yang kelihatannya menurut kamu hampir sama (mutasyabih), adalah dengan cara membuka mushaf dan carilah kedua ayat tersebut. Lalu carilah perbedaan antara kedua ayat tersebut, cermatilah perbedaan tersebut, kemudian buatlah tanda/catatan (di dalam hatimu) yang bisa kamu jadikan sebagai tanda untuk membedakan antara keduanya. Kemudian, ketika kamu melakukan murajaah hafalan, maka perhatikanlah perbedaan tersebut secara berulang-ulang sampai kamu mutqin dalam mengingat perbedaan antara keduanya. BEBERAPA KAIDAH DAN KETENTUAN DALAM MENGHAFAL AL-QUR`AN: 1- Kamu harus menghafal melalui bantuan seorang guru yang bisa membenarkan bacaanmu jika salah. 2- Hafalkanlah 2 halaman setiap hari: 1 halaman setelah subuh dan 1 halaman setelah ashar atau maghrib. Dengan metode seperti ini (insya Allah) kamu akan bisa menghafal Al-Qur`an secara mutqin dalam kurun waktu satu tahun. Tetapi jika kamu memperbanyak kapasitas hafalan setiap harinya maka kemampuan menghafalmu akan melemah. 3- Menghafallah mulai dari surat an-nas hingga surat al-baqarah karena hal itu lebih mudah. Tapi setelah kamu menghafal Al- Qur`an maka urutan meraja’ahmu dimulai dari Al-Baqarah sampai An-Nas. 4- Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf saja (baik dalam cetakan maupun bentuknya), karena hal itu sangat membantu dalam menguatkan hafalan dan agar lebih cepat mengingat letak-letak ayatnya, ayat apa yang ada di akhir halaman ini dan ayat apa yang ada di awal halaman sebelahnya. 5- Setiap orang yang menghafal Al-Qur’an pada 2 tahun pertama biasanya apa yang telah dia hafal masih mudah hilang, dan masa ini disebut fase at- tajmi’ (pengumpulan hafalan). Karenanya janganlah kamu bersedih karena ada sebagian hafalanmu yang kamu lupa atau kamu banyak keliru dalam hafalan. Ini adalah fase yang sulit sebagai ujian bagimu, dan ini adalah fase rentan yang bisa menjadi pintu masuknya setan untuk menghentikan kamu dari menghafal Al- Qur`an. Tolaklah was-was tersebut dari dalam hatimu dan teruslah menghafal, karena dia (menghafal Al-Qur`an) merupakan perbendaharaan harta yang tidak diberikan kepada sembarang orang. [Oleh: Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Muhammad Al-Qasim, imam dan khathib di Masjid Nabawi]

AKIDAH MENURUT AJARAN NABI Oleh: Hasan Husen Assagaf Syarah kitab: Al-Aqa’id Ad-Diniyyah Karya: Habib Abdurahman bin Saggaf Assagaf Al-‘Alawi Al-Husaini Al-Syafi’i Al- Asy’ari --------------------------------- Sifat Wajib Dan Mustahil Bagi Allah ﺍﻟﺪﺭﺱ ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ : ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ - ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﻮﺍﺟﺒﺔ : ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﻮﺍﺟﺒﺔ ﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﺸﺮﻭﻥ ﺻﻔﺔ ﻭ ﻫﻲ : ﺍﻟﻮﺟﻮﺩ ﻭ ﺍﻟﻘﺪﻡ ﻭ ﺍﻟﺒﻘﺎﺀ ﻭﺍﻟﻤﺨﺎﻟﻔﺔ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ ﻭ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺎﻟﻨﻔﺲ ﻭ ﺍﻟﻮﺣﺪﺍﻧﻴﺔ ﻭ ﺍﻟﻘﺪﺭﺓ ﻭﺍﻹﺭﺍﺩﺓ ﻭ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭ ﺍﻟﺤﻴﺎﺓ ﻭ ﺍﻟﺴﻤﻊ ﻭ ﺍﻟﺒﺼﺮ ﻭ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻭ ﻛﻮﻧﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻗﺎﺩﺭﺍ ﻣﺮﻳﺪﺍ ﻋﺎﻟﻤﺎ ﺣﻴﺎ ﺳﻤﻴﻌﺎ ﺑﺼﻴﺮﺍ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ . - ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﻤﺴﺘﺤﻴﻠﺔ : ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﻤﺴﺘﺤﻴﻠﺔ ﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﺸﺮﻭﻥ ﻭﻫﻲ : ﺍﻟﻌﺪﻡ ﻭ ﺍﻟﺤﺪﻭﺙ ﻭ ﺍﻟﻔﻨﺎﺀ ﻭﺍﻟﻤﻤﺎﺛﻠﺔ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ ﻭ ﺍﻻﺣﺘﻴﺎﺝ ﺍﻟﻰ ﻣﺤﻞ ﻭ ﻣﺨﺼﺺ ﻭﺍﻟﺘﻌﺪﺩ ﻭ ﺍﻟﻌﺠﺰ ﻭ ﺍﻟﻜﺮﺍﻫﺔ ﻭ ﺍﻟﺠﻬﻞ ﻭ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻭ ﺍﻟﺼﻤﻢ ﻭ ﺍﻟﻌﻤﻰ ﻭ ﺍﻟﺒﻜﻢ ﻭ ﻛﻮﻧﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﺎﺟﺰﺍ ﻣﻜﺮﻫﺎ ﺟﺎﻫﻼ ﻣﻴﺘﺎ ﺃﺻﻢ ﺃﻋﻤﻰ ﺃﺑﻜﻢ ، ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻦ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻮﺍ ﻛﺒﻴﺮﺍ . - ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﺠﺎﺋﺰﺓ : ﻳﺠﻮﺯ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻌﻞ ﻛﻞ ﻣﻤﻜﻦ ﺃﻭ ﺗﺮﻛﻪ ﻓﻼ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻌﻞ ﺷﻴﺊ ﺃﺻﻼ ﺑﻞ ﻫﻮ ﺍﻟﻔﺎﻋﻞ ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﻟﻤﺎ ﻳﺮﻳﺪ } ﻭَﺭَﺑُّﻚَ ﻳَﺨْﻠُﻖُ ﻣَﺎ ﻳَﺸَﺂﺀُ ﻭَﻳَﺨْﺘَﺎﺭُ { PELAJARAN KETIGA: SIFAT SIFAT ALLAH SYARAH Wajib bagi setiap muslim mukallaf yaitu yang memiliki akal yang sehat dan sudah masuk dewasa mempercayai bahwa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Sifat sifat Allah itu banyak sekali dan tidak terhitung. Seandainya air laut dijadikan tinta untuk untuk menulis sifat sifat Allah tentu kita tidak akan mampu mencatatnya. Maka dari itu seorang ulama pintar bernama Abu Manshur Al-Maturidi membatasi 20 sifat yang wajib (artinya harus ada) pada Allah. Jika tidak memiliki sifat itu, berarti dia bukan Allah. Jadi, minimal kita harus memahami dan meyakini 20 sifat tersebut agar tidak tersesat. Setelah itu kita bisa mempelajari sifat Allah lainnya yang banyak. Sebagaimana wajib dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh maka perlu juga diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan dari sifat wajib. 20 Sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh seorang muslim mukallaf (akil baligh) yang terkandung di dalam al-Quran termasuk juga sifat-sifat Mustahil yang wajib diketahui. Untuk mempermudah mempelajarinya terlampir dibawah ini ringkasan sifat sifat Allah yang wajib dan mustahil. SIFAT SIFAT WAJIB DAN MUSTAHIL BAGI ALLAH 1- Sifat Wajib: Wujud Artinya: Ada Sifat Mustahil: ‘Adam Aritnya : Tidak Ada Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada. 2- Sifat Wajib: Qidam Artinya: Sedia/terdahulu/tidak ada permulaanya Sifat Mustahil: Huduts Artinya: Baru Allah Taala itu sedia/terdahulu, tidak ada permulaanya. Mustahil Allah itu didahului oleh ‘Adam (ada permulaanya). 3- Sifat Wajib: Baqa’ Artinya: Kekal Sifat Mustahil: Fana’ Artinya: Binasa Allah itu bersifat kekal. Mustahil Ia dikatakan fana (binasa) 4- Sifat Wajib: Mukhalafah Lilhawaditsi Artinya: Tidak sama dengan yang baru Sifat Mustahil: Mumatsalah Lilhawaditsi Artinya: Sama dengan yang baru Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baru yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil Allah bersamaan dengan yang baru. 5- Sifat Wajib: Qiyam Binafsihi Artinya: Berdiri dengan diri-Nya sendiri Sifat Mustahil: Ihtiyaj Ila Mahal Wa Mukhashshash Allah Taala itu berdiri sendiri. Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya dan berdirinya tidak memerlukan tempat tertentu 6- Sifat Wajib: Wahdaniyah Artinya: Esa Sifat Mustahil: Ta’addud Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang. 7- Sifat Wajib: Qudrah Artinya: Kuasa Sifat Mustahil: ’Ajez Artinya: Lemah Alah Taala itu Maha Berkuasa, apapun bisa dilakukannya. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa. 8- Sifat Wajib: Iradah Artinya: Menentukan Sifat Mustahil: Karahah Artinya: Terpaksa Allah itu Menentukan segala-galanya, semua terjadi dengan ketentuan Allah, Mustahil Allah Taala itu terpaksa dan dipaksa menentukan segala galanya. 9- Sifat Wajib: ’Ilim Artinya: Mengetahui Sifat Mustahil: Jahil Artinya: Bodoh Allah Taala itu amat mengetahui segala- galanya. Mustahil Allah tidak mengetahui atau bodoh. 10- Sifat Wajib: Hayah Artinya: Hidup Sifat Mustahil: Maut Artinya: Mati Allah Taala itu sentiasa hidup yakni sentiasa ada. Mustahil Allah itu bisa mati, dianiyaya atau dibunuh. 11- Sifat Wajib: Sama’ Artinya: Mendengar Sifat Mustahil: Shamam Artinya: Tuli Allah Taala itu mendengar. Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar. 12- Sifat Wajib: Bashar Artinya: Melihat Sifat Mustahil: ’Ama Artinya: Buta Allah Taala itu sentiasa melihat. Mustahil Allah Taala itu buta. 13- Sifat Wajib: Kalam Artinya: Berkata-kata Sifat Mustahil: Bakam Artinya: Bisu Allah Taala itu berkata-kata atau berbicara. Mustahil Allah Taala itu tidak berbicara atau bisu. 14- Sifat Wajib: Kaunuhu Qodiran Artinya: Keberadaan Allah Maha Kuasa Sifat Mustahil: Kaunuhu ’Ajizan Artinya: Keberadaan Allah lemah (tidak berkuasa) Allah Taala keberadaanya amat berkuasa sifatnya. Mustahil bagi Allah memiliki sifat lemah atau tidak berkuasa. 15- Sifat Wajib: Kaunuhu Muridan Artinya: Menentukan Sifat Mustahil: Kaunuhu Mukrahan Artinya: Terpaksa Allah Taala itu berkuasa menentukan apa yang dikehendakinya. Mustahil sifatnya terpaksa atau dipaksa 16- Sifat Wajib: Kaunuhu ‘Aliman Artinya: Maha Mengetahui Sifat Mustahil:Kaunuhu Jahilan Artinya: Bodoh Allah Taala itu maha mengetahui. Mustahil Allah Taala itu jahil/bodoh atau tidak mengetahui. 17- Sifat Wajib: Kaunuhu Hayyan Artinya: Hidup Sifat Mustahil: Kaunuhu Mayyitan Allah Taala itu Maha Hidup dan menghidupkan alam ini. Mustahil Allah itu bisa mati atau dibunuh. 18- Sifat Wajib: Kaunuhu Sami’an Artinya: Mendengar Sifat Mustahil: Kaunuhu Ashamma Artinya: Tuli Allah Taala itu maha mendengar. Mustahil jika Allah Taala tidak mendengar atau tuli. 19- Sifat Wajib: Kaunuhu Bashiran Artinya: Melihat Sifat Mustahil: Kaunuhu A’ma Artinya: Buta Allah Taala itu melihat semua kejadian di muka bumi. Mustahil jika sifat Allah itu tidak melihat atau buta. 20- Sifat Wajib: Kaunuhu Mutakalliman Artinya: Maha Berkata-kata Sifat Mustahil: Kaunuhu Abkama Artinya: Bisu Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil jika Allah Ta’ala bisu atau tidak bisa berkata-kata.

Sabtu, 21 April 2012

AKIDAH MENURUT AJARAN NABI Oleh: Hasan Husen Assagaf Syarah kitab: Al-Aqa’id Ad-Diniyyah Karya: Habib Abdurahman bin Saggaf Assagaf Al-‘Alawi Al-Husaini Al-Syafi’i Al- Asy’ari --------------------------------- Sifat Jaiz Bagi Allah SIFAT SIFAT JAIZ BAGI ALLAH Disamping sifat sifat wajib dan mustahil bagi allah ada lagi sifat boleh atau sifat jaiz yang dimiliki oleh Allah. Boleh atau mungkin bagi Allah menjadikan sesuatu itu ”ada” atau boleh atau mungkin membuatnya ”tidak ada”, maksudnya disini boleh melakukannya atau meninggalkannya. Allah sangat berkuasa untuk membuat sesuatu atau meninggalkannya. Contohnya, boleh atau mungkin bagi Allah menciptakan langit, bumi dan matahari dll dan dilain fihak boleh atau mungkin juga bagi Allah untuk tidak menciptakannya. Tidak wajib bagi Allah membuat sesuatu seperti menghidupkan atau mematikan tapi Allah mempunyai hak muthlaq untuk memnghidupkan atau mematikan. ﻭَﺭَﺑُّﻚَ ﻳَﺨْﻠُﻖُ ﻣَﺎ ﻳَﺸَﺂﺀُ ﻭَﻳَﺨْﺘَﺎﺭُ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟْﺨِﻴَﺮَﺓُ ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻋَﻤَّﺎ ﻳُﺸْﺮِﻛُﻮﻥَ Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (al-Qashash 6) Hikmah Dan Atsar Tidak seorangpun dari makhluk Allah yang berhak untuk memaksa Allah untuk melaksanakan atau meninggalkan sesuatu. Karena Allah adalah Dzat yang Maha Kuasa, tidak bisa dipaksa atau dikuasai. Sedangkan usaha dan doa manusia hanya sekedar perantara untuk mengharap belas kasih Allah dalam mengabulkan apa yang diinginkan. Keputusan akhir adalah mutlak ada pada kekuasaa Allah. - ﺍﻟﺠﺎﺋﺰ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﻳﺠﻮﺯ ﻓﻲ ﺣﻘﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻌﻞ ﻛﻞ ﻣﻤﻜﻦ ﺃﻭ ﺗﺮﻛﻪ ﻓﻬﻮ ﺍﻟﻔﺎﻋﻞ ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﻟﻜﻞ ﺷﻴﺊ ﺧﻴﺮﺍ ﻛﺎﻥ ﺃﻭ ﺷﺮﺍ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ } ﻭَﻟﻠَّﻪِ ﻣُﻠْﻚُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷَﺭْﺽِ ﻭَﻣَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻤَﺎ ﻳَﺨْﻠُﻖُ ﻣَﺎ ﻳَﺸَﺂﺀُ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ { ﻭ ﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﺍﻟﻌﻘﻠﻲ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺍﻧﻪ ﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻌﻞ ﻛﻞ ﻣﻤﻜﻦ ﺃﻭ ﺗﺮﻛﻪ ﺟﺎﺋﺰﺍ ﻓﻲ ﺣﻘﻪ ﻟﻜﺎﻥ ﻭﺍﺟﺒﺎ ﻓﻴﺼﻴﺮ ﺍﻟﻤﻤﻜﻦ ﻭﺍﺟﺒﺎ ﻭ ﻟﻮ ﺍﺳﺘﺤﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺷﻴﺊ ﻣﻨﻬﺎ ﻟﺼﺎﺭ ﺍﻟﻤﻤﻜﻦ ﻣﺴﺘﺤﻴﻼ ﻭ ﻛﻼﻫﻤﺎ ﺑﺎﻃﻞ SIFAT JAIZ ALLAH (SIFAT BOLEH BAGI ALLAH) Disamping sifat sifat wajib dan mustahil bagi Allah ada lagi sifat boleh atau sifat jaiz yang dimiliki oleh Allah, artinya boleh atau mungkin bagi Allah menjadikan sesuatu itu ”ada” atau boleh atau mungkin juga membuatnya ”tidak ada”, maksudnya disini boleh melakukannya atau meninggalkannya. Allah sangat berkuasa untuk memilih, membuat sesuatu atau meninggalkannya. Dan dalam pembuatan apa saja Allah itu tidak dipaksa atau terpaksa. Contohnya, boleh atau mungkin bagi Allah menciptakan langit, bumi dan matahari dll dan dilain fihak boleh atau mungkin juga bagi Allah untuk tidak menciptakannya. Tidak wajib bagi Allah membuat sesuatu seperti menghidupkan atau mematikan tapi Allah mempunyai hak muthlaq untuk memnghidupkan atau mematikan ﻭَﻟﻠَّﻪِ ﻣُﻠْﻚُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷَﺭْﺽِ ﻭَﻣَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻤَﺎ ﻳَﺨْﻠُﻖُ ﻣَﺎ ﻳَﺸَﺂﺀُ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ ”Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (al-Ma’idah: 17) Jelasnya, tidak seorangpun dari makhluk Allah yang berhak untuk memaksa Allah untuk melaksanakan atau meninggalkan sesuatu. Karena Allah adalah Dzat yang Maha Kuasa. Kekuasaanya tidak bisa dipaksa. Jika bisa dipaksa berarti wajib dilakukan. Maka mustahil bagi Allah memiliki sifat itu.

AKIDAH MENURUT AJARAN NABI Oleh: Hasan Husen Assagaf Syarah kitab: Al-Aqa’id Ad-Diniyyah Karya: Habib Abdurahman bin Saggaf Assagaf Al-‘Alawi Al-Husaini Al-Syafi’i Al- Asy’ari --------------------------------- Sifat Nafsiyyah, Salbiyah, Ma’ani,Ma’nawiyah - ﺃﻗﺴﺎﻡ ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ : ﺗﻨﻘﺴﻢ ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﻮﺍﺟﺒﺔ ﺍﻟﻰ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺍﻗﺴﺎﻡ : ﻧﻔﺴﻴﺔ ﻭ ﺳﻠﺒﻴﺔ ﻭ ﻣﻌﺎﻧﻲ ﻭ ﻣﻌﻨﻮﻳﺔ ﺍﻟﻨﻔﺴﻴﺔ : ﻫﻲ ﺍﻟﺼﻔﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﻳﻌﻘﻞ ﺍﻟﻤﻮﺻﻮﻑ ﺑﺪﻭﻧﻬﺎ ﻭ ﻫﻲ ﺻﻔﺔ ﻭﺍﺣﺪﺓ : ﺍﻟﻮﺟﻮﺩ ﺍﻟﺴﻠﺒﻴﺔ : ﺍﻟﺘﻲ ﺗﺴﻠﺐ ﻣﺎ ﻻ ﻳﻠﻴﻖ ﺑﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭ ﻫﻲ ﺧﻤﺴﺔ ﺻﻔﺎﺕ : ﺍﻟﻘﺪﻡ ﻭ ﺍﻟﺒﻘﺎﺀ ﻭ ﺍﻟﻤﺨﺎﻟﻔﺔ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ ﻭﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺎﻟﻨﻔﺲ ﻭ ﺍﻟﻮﺣﺪﺍﻧﻴﺔ ﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻲ : ﻫﻲ ﻛﻞ ﺻﻔﺔ ﻭﺟﻮﺩﻳﺔ ﺗﻮﺟﺐ ﻟﻤﻮﺻﻮﻓﻬﺎ ﺣﻜﻤﺎ ﻭ ﻫﻲ ﺳﺒﻊ ﺻﻔﺎﺕ : ﺍﻟﻘﺪﺭﺓ ﻭ ﺍﻹﺭﺍﺩﺓ ﻭ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﺤﻴﺎﺓ ﻭ ﺍﻟﺴﻤﻊ ﻭ ﺍﻟﺒﺼﺮ ﻭ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺍﻟﻤﻌﻨﻮﻳﺔ : ﻫﻲ ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﻤﻼﺯﻣﺔ ﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻲ ﻭ ﻫﻲ ﺳﺒﻊ ﺻﻔﺎﺕ : ﻛﻮﻧﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻗﺎﺩﺭﺍ ، ﻣﺮﻳﺪﺍ ، ﻋﺎﻟﻤﺎ ، ﺣﻴﺎ ، ﺳﻤﻴﻌﺎ ، ﺑﺼﻴﺮﺍ ، ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ PEMBAGIAN SIFAT SIFAT ALLAH Sifat Wajib dibagi 4 bagian: I – Sifat Nafsiyyah II – Sifat Salbiyah III – Sifat Ma’ani IV – Sifat Ma’nawiyah I – SIFAT NAFSIYYAH (SIFAT KEPERIBADIAN) Maksudnya sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal jika Allah tidak disifatkan dengan sifat ini. Atau bisa juga dikatakan sifat untuk menentukan adanya Allah, di mana Allah menjadi tidak mungkin ada tanpa adanya sifat tersebut. adapun yang tergolong sifat ini hanya satu yaitu sifat wujud. 1- Sifat Wajib: Wujud Artinya: Ada Sifat Mustahil: ’Adam Aritnya : Tidak Ada Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada. II – SIFAT SALBIYAH Maksudnya sifat yang menolak apa yang tidak layak bagi Allah. Atau dikatakan juga sifat yang digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak layak bagi Allah. Sifat Salbiyah ini ada lima sifat yakni, 2- Qidam, 3- Baqo’, 4- Mukhalafatu lil hawaditsi, 5- Qiyamuhu binafsihi, 6- Wahdaniyyah. 2- Sifat Wajib: Qidam Artinya: Sedia/terdahulu/tidak ada permulaanya Sifat Mustahil: Huduts Artinya: Baru Allah Taala itu sedia/terdahulu, tidak ada permulaanya. Mustahil Allah itu didahului oleh ‘Adam (ada permulaanya). 3- Sifat Wajib: Baqa’ Artinya: Kekal Sifat Mustahil: Fana’ Artinya: Binasa Allah itu bersifat kekal. Mustahil Ia dikatakan fana (binasa) 4- Sifat Wajib: Mukhalafah Lilhawaditsi Artinya: Tidak sama dengan yang baru Sifat Mustahil: Mumatsalah Lilhawaditsi Artinya: Sama dengan yang baru Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baru yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil bersamaan dengan yang baru. 5- Sifat Wajib: Qiyam Binafsihi Artinya: Berdiri dengan dirinya sendiri Sifat Mustahil: Ihtiyaj Ila Mahal Wa Mukhashshash Allah Taala itu berdiri sendiri. Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya dan berdirinya tidak memerlukan tempat tertentu 6- Sifat Wajib: Wahdaniyah Artinya: Esa Sifat Mustahil: Ta’addud Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang. III – SIFAT MA’ANI Maksudnya sifat yang diwajibkan bagi zat Allah suatu hukum atau sifat yang pasti ada pada Dzat Allah. Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, 7- Qudrat, 8- Iradah, 9- Ilmu, 10- Hayat, 11- Sama’, 12- Bashar dan 13- Kalam. 7- Sifat Wajib: Qudrah Artinya: Kuasa Sifat Mustahil: ’Ajez Artinya: Lemah Alah Taala itu Maha Berkuasa, apapun bisa dilakukannya. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa. 8- Sifat Wajib: Iradah Artinya: Menentukan Sifat Mustahil: Karahah Artinya: Terpaksa Allah itu Menentukan segala-galanya, semua terjadi dengan ketentuan Allah, Mustahil Allah Taala itu terpaksa dan dipaksa menentukan segala galanya 9- Sifat Wajib: ’Ilim Artinya: Mengetahui Sifat Mustahil: Jahil Artinya: Bodoh Allah Taala itu amat mengetahui segala- galanya. Mustahil Allah tidak mengetahu atau bodoh. 10- Sifat Wajib: Hayah Artinya: Hidup Sifat Mustahil: Maut Artinya: Mati Allah Taala itu sentiasa hidup yakni sentiasa ada. Mustahil Allah Taala itu bisa mati, dianiyaya atau dibunuh. 11- Sifat Wajib: Sama’ Artinya: Mendengar Sifat Mustahil: Shamam Artinya: Tuli Allah Taala itu mendengar. Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar. 12- Sifat Wajib: Bashar Artinya: Melihat Sifat Mustahil: ’Ama Artinya: Buta Allah Taala itu sentiasa melihat. Mustahil Allah Taala itu buta. 13- Sifat Wajib: Kalam Artinya: Berkata-kata Sifat Mustahil: Bakam Artinya: Bisu Allah Taala itu berkata-kata atau berbicara. Mustahil Allah Taala itu tidak berbicara atau bisu. IV – SIFAT MA’NAWIYAH Maksudnya sifat Allah yang dilazimkan atau tidak bisa dipisahkan dengan Sifat Ma’ani. Sifat Ma’nawiyah adalah sifat yang mulazimah atau menjadi akibat dari sifat ma’ani. Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, yakni 14- Kaunuhu Qadiran, 15- Kaunuhu Muridan, 16- Kaunuhu Aliman, 17- Kaunuhu Hayyan, 18- Kaunuhu Sami’an, 19- Kaunuhu Bashiran, 20- Kaunuhu Mutakalliman. : 14- Sifat Wajib: Kaunuhu Qodiran Artinya: Keberadaan Allah Maha Kuasa Sifat Mustahil: Kaunuhu ’Ajizan Artinya: Keberadaan Allah lemah (tidak berkuasa) Allah Taala keberadaanya amat berkuasa sifatnya. Mustahil bagi Allah memiliki sifat lemah atau tidak berkuasa. 15- Sifat Wajib: Kaunuhu Muridan Artinya: Menentukan Sifat Mustahil: Kaunuhu Mukrahan Artinya: Terpaksa Allah Taala itu berkuasa menentukan apa yang dikehendakinya. Mustahil sifatnya terpaksa atau dipaksa 16- Sifat Wajib: Kaunuhu ‘Aliman Artinya: Maha Mengetahui Sifat Mustahil:Kaunuhu Jahilan Artinya: Bodoh Allah Taala itu maha mengetahui. Mustahil Allah Taala itu jahil/bodoh atau tidak mengetahui. 17- Sifat Wajib: Kaunuhu Hayyan Artinya: Hidup Sifat Mustahil: Kaunuhu Mayyitan Allah Taala itu Maha Hidup dan menghidupkan alam ini. Mustahil Allah itu bisa mati atau dibunuh. 18- Sifat Wajib: Kaunuhu Sami’an Artinya: Mendengar Sifat Mustahil: Kaunuhu Ashamma Artinya: Tuli Allah Taala itu maha mendengar. Mustahil jika Allah Taala tidak mendengar atau tuli. 19- Sifat Wajib: Kaunuhu Bashiran Artinya: Melihat Sifat Mustahil: Kaunuhu A’ma Artinya: Buta Allah Taala itu melihat semua kejadian di muka bumi. Mustahil jika sifat Allah itu tidak melihat atau buta. 20- Sifat Wajib: Kaunuhu Mutakalliman Artinya: Maha Berkata-kata Sifat Mustahil: Kaunuhu Abkama Artinya: Bisu Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil jika Allah Ta’ala bisu atau tidak bisa berkata-kata.

Sabtu, 14 April 2012

AKIDAH MENURUT AJARAN NABI Oleh: Hasan Husen Assagaf Syarah kitab: Al-Aqa’id Ad-Diniyyah Karya: Habib Abdurahman bin Saggaf Assagaf Al-‘Alawi Al-Husaini Al-Syafi’i Al- Asy’ari Ilmu Tauhid ﺍﻟﺪﺭﺱ ﺍﻷﻭﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻘﺪﻣﺔ : ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻟﻐﺔ ﺟﻌﻞ ﺍﻟﺸﻴﺊ ﻭﺍﺣﺪ ﻭ ﺍﺻﺘﻼﺣﺎ ﻫﻮ ﻋﻠﻢ ﻳﺒﺤﺚ ﻓﻴﻪ ﻋﻦ ﺇﺛﺒﺎﺏ ﺍﻟﻌﻘﺎﺋﺪ ﺍﻟﺪﻳﻨﻴﺔ ﺍﻟﻤﻜﺘﺴﺐ ﻣﻦ ﺃﺩﻟﺘﻬﺎ ﺍﻟﻴﻘﻴﻨﻴﺔ . ﺛﻤﺮﻩ : ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺑﺎﻟﺒﺮﺍﻫﻴﻦ ﺍﻟﻘﻄﻌﻴﺔ ﻭﺇﺛﺒﺎﺏ ﻣﺎ ﻳﺠﺐ ﻟﻪ ﻣﻦ ﺻﻔﺎﺕ ﺍﻟﻜﻤﺎﻝ ﻭ ﺗﻨﺰﻳﻬﻪ ﻋﻦ ﺳﻤﺎﺕ ﺍﻟﻨﻘﺺ ﻭ ﺍﻟﺘﺼﺪﻳﻖ ﺑﺮﺳﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ . ﻣﻮﺿﻮﻋﻪ : ﺫﺍﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭ ﺫﺍﺕ ﺭﺳﻠﻪ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﻣﺎ ﻳﺠﺐ ﻭ ﻣﺎ ﻳﺴﺘﺤﻴﻞ ﻭ ﻣﺎ ﻳﺠﻮﺯ ﻭ ﺍﻟﻤﻤﻜﻦ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺃﻧﻪ ﻳﺴﺘﺪﻝ ﺑﻪ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻮﺩ ﺻﺎﻧﻌﻪ ﻭ ﺍﻟﺴﻤﻌﻴﺎﺕ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺍﻋﺘﻘﺎﺩﻫﺎ . ﻭﺍﺿﻌﻪ : ﺃﻭﻝ ﻣﻦ ﺩﻭﻥ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻭ ﺭﺗﺒﻪ ﻭ ﺃﻟﻒ ﻓﻴﻪ ﺍﻹﻣﺎﻣﺎﻥ : ﺃﺑﻮ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻷﺷﻌﺮﻱ ﻭ ﻣﺘﺎﺑﻌﻮﻩ ﻭﺃﺑﻮ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﺍﻟﻤﺎﺗﻮﺭﻳﺪﻱ ﻭﻣﺘﺎﺑﻌﻮﻩ . ﺣﻜﻤﻪ : ﺣﻜﻢ ﺍﻟﺸﺎﺭﻉ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﻮﺟﻮﺏ ﺍﻟﻌﻴﻨﻲ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﻜﻠﻒ ﺫﻛﺮﺍ ﻭ ﺃﻧﺜﻰ ﻭ ﻟﻮ ﺑﺎﻟﺪﻟﻴﻞ ﺍﻹﺟﻤﺎﻟﻲ PELAJARAN PERTAMA: ILMU TAUHID SYARAH: Tauhid dalam bahasa artinya menjadikan sesuatu esa. Yang dimaksud disini adalah mempercayai bahwa Allah itu esa. Sedangkan secara istilah ilmu Tauhid ialah ilmu yang membahas segala kepercayaan- kepercayaan yang diambil dari dalil dalil keyakinan dan hukum-hukum di dalam Islam termasuk hukum mempercayakan Allah itu esa. Seandainya ada orang tidak mempercayai keesaan Allah atau mengingkari perkara- perkara yang menjadi dasar ilmu tauhid, maka orang itu dikatagorikan bukan muslim dan digelari kafir. Begitu pula halnya, seandainya seorang muslim menukar kepercayaannya dari mempercayai keesaan Allah, maka kedudukannya juga sama adalah kafir. Perkara dasar yang wajib dipercayai dalam ilmu tauhid ialah perkara yang dalilnya atau buktinya cukup terang dan kuat yang terdapat di dalam Al Quran atau Hadis yang shahih. Perkara ini tidak boleh dita’wil atau ditukar maknanya yang asli dengan makna yang lain. Tujuan mempelajari ilmu tauhid adalah mengenal Allah dan rasul-Nya dengan dalil dalil yang pasti dan menetapkan sesuatu yang wajib bagi Allah dari sifat sifat yang sempurna dan mensucikan Allah dari tanda tanda kekurangan dan membenarkan semua rasul rasul Nya. Adapun perkara yang dibicarakan dalam ilmu tauhid adalah dzat Allah dan dzat para rasul Nya dilihat dari segi apa yang wajib (harus) bagi Allah dan Rasul Nya, apa yang mustahil dan apa yang jaiz (boleh atau tidak boleh) Jelasnya, ilmu Tauhid terbagi dalam tiga bagian: 1. Wajib 2. Mustahil 3. Jaiz (Mungkin) ------------------------------------ 1- WAJIB Wajib dalam ilmu Tauhid berarti menentukan suatu hukum dengan mempergunakan akal bahwa sesuatu itu wajib atau tidak boleh tidak harus demikian hukumnya. Hukum wajib dalam ilmu tauhid ini ditentukan oleh akal tanpa lebih dahulu memerlukan penyelidikan atau menggunakan dalil. Contoh yang ringan, uang seribu 1000 rupiah adalah lebih banyak dari 500 rupiah. Artinya akal atau logika kita dapat mengetahui atau menghukum bahwa 1000 rupiah itu lebih banyak dari 500 rupiah. Tidak boleh tidak, harus demikian hukumnya. Contoh lainnya, seorang ayah usianya harus lebih tua dari usia anaknya. Artinya secara akal bahwa si ayah wajib atau harus lebih tua dari si anak Ada lagi hukum wajib yang dapat ditentukan bukan dengan akal tapi harus memerlukan penyelidikan yang rapi dan cukup cermat. Contohnya, Bumi itu bulat. Sebelum akal dapat menentukan bahwa bumi itu bulat, maka wajib atau harus diadakan dahulu penyelidikan dan mencari bukti bahwa bumi itu betul betul bulat. Jadi akal tidak bisa menerima begitu saja tanpa penyelidikan lebih dahulu. Contoh lainnya, sebelum akal menghukum dan menentukan bahwa ”Allah wajib atau harus ada”, maka harus diadakan dahulu penyelidikan yang rapi yang menunjukkan kewujudan atau keberadaan bahwa Allah itu wajib ada. Tentu hal ini perlu dibantu dengan dalil-dalil yang bersumber dari Al Quran. 2- MUSTAHIL Mustahil dalam ilmu tauhid adalah kebalikan dari wajib. Mustahil dalam ilmu tauhid berarti akal mustahil bisa menentukan dan mustahil bisa menghukum bahwa sesuatu itu harus demikian. Hukum mustahil dalam ilmu tauhid ini bisa ditentukan oleh akal tanpa lebih dahulu memerlukan penyelidikan atau menggunakan dalil. Contohnya , uang 500 rupiah mustahil lebih banyak dari 1000 rupiah. Artinya akal atau logika kita dapat mengetahui atau menghukum bahwa 500 rupiah itu mustahil akan lebih banyak dari1000 rupiah. Contoh lainnya, usia seorang anak mustahil lebih tua dari ayahnya. Artinya secara akal bahwa seorang anak mustahil lebih tua dari ayahnya. Sebagaimana hukum wajib dalam Ilmu Tauhid, hukum mustahil juga ada yang ditentukan dengan memerlukan penyelidikan yang rapi dan cukup cermat. Contohnya: Mustahil bumi ini berbentuk tiga segi. Jadi sebelum akal dapat menghukum bahwa mustahil bumi ini berbentuk segi tiga, perkara tersebut harus diselidik dengan cermat yang bersenderkan kepada dalil kuat. Contoh lainnya: Mustahil Allah boleh mati. Jadi sebelum akal dapat menghukum bahwa mustahil Allah boleh mati atau dibunuh, maka perkara tersebut hendaklah diselidiki lebih dahulu dengan bersenderkan kepada dalil yang kuat. 3- JAIZ (MUNGKIN): Apa arti Jaiz (mungkin) dalam ilmu Tauhid? Jaiz (mungkin) dalam ilmu tauhid ialah akal kita dapat menentukan atau menghukum bahwa sesuatu benda atau sesuatu dzat itu boleh demikian keadaannya atau boleh juga tidak demikian. Atau dalam arti lainya mungkin demikian atau mungkin tidak. Contohnya: penyakit seseorang itu mungkin bisa sembuh atau mungkin saja tidak bisa sembuh. Seseorang adalah dzat dan sembuh atau tidaknya adalah hukum jaiz (mungkin). Hukum jaiz (Mungkin) disini, tidak memerlukan hujjah atau dalil. Contoh lainya: bila langit mendung, mungkin akan turun hujan lebat, mungkin turun hujan rintik rintik, atau mungkin tidak turun hujan sama sekali. Langit mendung dan hujan adalah dzat, sementara lebat, rintik rintik atau tidak turun hujan adalah Hukum jaiz (Mungkin). Seperti hukum wajib dan mustahil, hukum jaiz (mungkin) juga kadang kandang memerlukan bukti atau dalil. Contohnya manusia mungkin bisa hidup ratusan tahun tanpa makan dan minum seperti terjadi pada kisah Ashabul Kahfi yang tertera dalam surat al-Kahfi. Kejadian manusia bisa hidup ratusan tahun tanpa makan dan minum mungkin terjadi tapi kita memerlukan dalil yang kuat diambil dari al-Qur’an.. Contoh lainnya: rumah seseorang dari di satu tempat mungkin bisa berpindah dengan sekejap mata ke tempat yang lain yang jaraknya ribuan kilometer dari tempat asalnya seperti terjadi dalam kisah nabi Sulaiman as telah memindahkan istana Ratu Balqis dari Yaman ke negara Palestina yang jaraknya ribuan kilo meter. Kisah ini sudah barang tentu memerlukan dalil yang diambil dari al- Qu’ran.

AKIDAH MENURUT AJARAN NABI Oleh: Hasan Husen Assagaf Syarah kitab: Al-Aqa’id Ad-Diniyyah Karya: Habib Abdurahman bin Saggaf Assagaf Al-‘Alawi Al-Husaini Al-Syafi’i Al- Asy’ari --------------------------------------- Sifat Qidam – ﺍﻟﻘﺪﻡ : ﻫﻮ ﺻﻔﺔ ﺳﻠﺒﻴﺔ ﻷﻧﻬﺎ ﺳﻠﺒﺖ ﻭ ﻧﻔﺖ ﺃﻭﻟﻴﺔ ﺍﻟﻮﺟﻮﺩ ، ﻭ ﻣﻌﻨﺎﻩ ﻓﻲ ﺣﻘﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﻧﻪ ﻗﺪﻳﻢ ﻻ ﺃﻭﻝ ﻟﻮﺟﻮﺩﻩ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ } : ﻫُﻮَ ﭐﻷَﻭَّﻝُ ﻭَﭐﻵﺧِﺮُ ﻭَﭐﻟﻈَّﺎﻫِﺮُ ﻭَﭐﻟْﺒَﺎﻃِﻦُ ﻭَﻫُﻮَ ﺑِﻜُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻋَﻠِﻴﻢٌ { ﻭﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﺍﻟﻌﻘﻠﻲ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺍﻧﻪ ﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻗﺪﻳﻤﺎ ﻟﻜﺎﻥ ﺣﺎﺩﺛﺎ ﻭ ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺣﺎﺩﺛﺎ ﻻﻓﺘﻘﺮ ﺍﻟﻰ ﻣﺤﺪﺙ ﻭ ﻳﻔﺘﻘﺮ ﻣﺤﺪﺛﻪ ﺍﻟﻰ ﻣﺤﺪﺙ ﺍﻳﻀﺎ ﻭ ﻟﻮﻛﺎﻥ ﻛﺬﻟﻚ ﻟﻠﺰﻡ ﺍﻟﺪﻭﺭ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﺴﻠﺴﻞ ﻭ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻣﺴﺘﺤﻴﻞ ﻓﺎﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻗﺪﻳﻢ ﻻ ﺃﻭﻝ ﻟﻮﺟﻮﺩﻩ ﻭ ﻳﺴﺘﺤﻴﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺤﺪﻭﺙ 2- QIDAM Qidam (dahulu) adalah sifat Salbiyyah, yaitu sifat yang digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak layak bagi Allah. Sifat qidam artinya sifat yang mencabut atau menolak adanya permulaan wujud Allah. Dalam arti lain bahwa Allah itu berada tanpa adanya permulaan. Sebagai Dzat yang menciptakan seluruh alam, Allah pasti lebih dahulu sebelum ciptaan-Nya. Kebalikannya adalah huduts (Baru) yaitu mustahil Allah itu baru dan memiliki permulaan. Allah itu dahulu tanpa awal, tidak berasal dari ”tidak ada” kemudian menjadi ”ada”. ﻫُﻮَ ﭐﻷَﻭَّﻝُ ﻭَﭐﻵﺧِﺮُ ﻭَﭐﻟﻈَّﺎﻫِﺮُ ﻭَﭐﻟْﺒَﺎﻃِﻦُ ﻭَﻫُﻮَ ﺑِﻜُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻋَﻠِﻴﻢٌ Allah berfirman: “ Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al Hadiid:3) Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Allah yang menciptakan langit, bumi, serta seluruh isinya termasuk tumbuhan, binatang, dan juga manusia. Allah adalah awal. Dia sudah berada sebelum langit, bumi, tumbuhan, binatang, dan manusia lainnya ada. Tidak mungkin Allah itu baru ada atau lahir setelah makhluk lainnya ada. Adanya Allah berbeda dengan adanya alam semesta beserta isinya. Perbedaan tsb terdapat pada kejadian dan prosesnya. Kita ambil contoh: Adanya manusia didahului oleh proses perkawinan. Terjadinya hujan karena didahului dengan proses penguapan air laut. Dan adanya seluruh alam semesta didalului oleh preses terjadinya alam tersebut. Tapi Allah berbeda dengan alam semesta ini, tidak didahului oleh sebab- sebab tertentu, karena Allah dzat yang paling awal. Allah adalah pencipta alam semesta, mustahil alam semesta lebih dulu ada dari Allah.

AKIDAH MENURUT AJARAN NABI Oleh: Hasan Husen Assagaf Syarah kitab: Al-Aqa’id Ad-Diniyyah Karya: Habib Abdurahman bin Saggaf Assagaf Al-‘Alawi Al-Husaini Al-Syafi’i Al- Asy’ari --------------------------------------- Wujud ﺍﻟﺪﺭﺱ ﺍﻟﺮﺍﺑﻊ : ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﻮﺍﺟﺒﺔ - ﺍﻟﻮﺟﻮﺩ : ﻫﻮ ﺻﻔﺔ ﻧﻔﺴﻴﺔ ، ﻣﻌﻨﺎﻩ ﺃﻧﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻮﺟﻮﺩﺍ ﻭﺟﻮﺩﺍ ﻣﺤﻘﻘﺎ ﻻ ﺷﻚ ﻓﻴﻪ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ } ﺇِﻥَّ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﭐﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ﭐﻟﺴَﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﭐﻷَﺭْﺽَ ﻓِﻲ ﺳِﺘَّﺔِ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﺛُﻢَّ ﭐﺳْﺘَﻮَﻯٰ ﻋَﻠَﻰ ﭐﻟْﻌَﺮْﺵِ ﻳُﻐْﺸِﻲ ﭐﻟْﻠَّﻴْﻞَ ﭐﻟﻨَّﻬَﺎﺭَ ﻳَﻄْﻠُﺒُﻪُ ﺣَﺜِﻴﺜﺎً ﻭَﭐﻟﺸَّﻤْﺲَ ﻭَﭐﻟْﻘَﻤَﺮَ ﻭَﭐﻟﻨُّﺠُﻮﻡَ ﻣُﺴَﺨَّﺮَﺍﺕٍ ﺑِﺄَﻣْﺮِﻩِ ﺃَﻻَ ﻟَﻪُ ﭐﻟْﺨَﻠْﻖُ ﻭَﭐﻷَﻣْﺮُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﺭَﺏُّ ﭐﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦ { ﻭ ﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﺍﻟﻌﻘﻠﻲ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺣﺪﻭﺙ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﻷﻧﻪ ﻣﻼﺯﻡ ﻟﻸﻋﺮﺍﺽ ﺍﻟﺤﺎﺩﺛﺔ ﻭ ﻣﻼﺯﻡ ﺍﻟﺤﺎﺩﺙ ﺣﺎﺩﺙ ﻭ ﻛﻞ ﺣﺎﺩﺙ ﻻ ﺑﺪ ﻟﻪ ﻣﻦ ﻣﺤﺪﺙ PELAJARAN KEEMPAT: SIFAT SIFAT WAJIB SYARAH 1- WUJUD Wujud (ada) adalah sifat Nafsiyyah artinya sesungguhnya Allah itu ada dan keberadaan Nya itu pasti tidak diragukan lagi. Sifat ini juga menegaskan di mana Allah menjadi tidak ada tanpa adanya sifat tersebut. Wujud artinya ada dan sifat mustahilnya ‘Adam artinya tidak ada. Untuk membuktikan bahwa Allah itu ada bukan hal yang mudah, kecuali bagi orang-orang yang memiliki keimanan yang luhur. Memang kita tidak dapat melihat wujud Allah secara langsung, tetapi dengan menggunakan akal, kita dapat menyaksikan ciptaan-Nya. Dari mana alam semesta ini berasal? Pastilah ada yang menciptakannya. Tidak mungkin alam semesta ini jadi dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan. Untuk membuktikan bahwa Allah itu ada tergantung kepada pengetahun dan cara berfikir setiap orang. Ada orang yang pengetahuan dan cara berfikirnya sederhana, dia bisa membuktikan keberadaan Allah dengan dalil yang sangat sederhana pula. Contohnya seperti yang telah dikisahkan dalam pelajaran sebelumnya, pernah seorang Badui (Arab dari pegunungan) ditanya, ”Dari mana kau mengetahui bahwa Allah itu ada?”. Kebetulan di muka orang Badui tadi ada kotoran unta. Ia menjawab ”Apakah kau lihat kotoran unta ini? Setiap ada kotoran unta pasti ada untanya. Tidak mungkin kotoran unta itu berada dengan sendirinya” Sedangkan untuk kita yang hidup di abad serba canggih dan modern cara membuktikannya pula berbeda. Tentu kita melihat pesawat terbang, kereta api, mobil, komputer dan lain-lainnya, sesuatu yang tidak masuk akal jika semua itu terjadi dengan sendirinya. Ya sudah pasti ada pembuatnya. Bahkan sampai benda-benda yang sederhana saja seperti jarum ada yang membuatnya, tidak mungkin jarum itu jadi dengan sendirinya. Apalagi sekarang dunia sudah bertambah maju dan teknologi sudah jahuh semakin canggih. Karena kita tidak bisa melihat Allah, bukan berarti Allah itu tidak ada. Allah ada. Mesikpun kita tidak bisa melihat-Nya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya. Pernyataan bahwa Allah itu tidak ada hanya karena panca indera manusia yang sangat terbatas, karena Dia tidak bisa diraba dan tidak bisa dilihat, makanya kita tidak bisa mengetahui keberadaan Allah kecuali dengan bukti bukti ciptaan Nya. Tapi kalau kita pikirkan berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, kenyataannya benda itu ada? Betapa banyak benda benda di langit yang jaraknya milyaran kilo meter yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada? Berapa banyak dzat berukuran sangat kecil seperti molekul dan atom manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada? Jadi benda benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Allah Pencipta benda benda tersebut. Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas di jalan raya. Setiap kendaraan ada pengemudinya. Tapi masih ada saja terdapat kecelakaan lalu lintas. Meskipun ada yang mengatur sedemikan rupa. Sedangkan bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain yang sudah beredar di angkasa raya milyaran tahun, belum pernah terjadi tabrakan. Belum pernah kita dengar ada bumi menabrak bulan, atau bulan menabrak matahari. Padahal tidak ada polisi yang mengatur lalu lintas jalan, atau pun pengemudi yang mengendarai. Jelasnya, tanpa ada Allah yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu terjadi karena adanya Allah yang Maha Pengatur. Allah yang telah menetapkan tempat-tempat perjalanan bagi masing- masing benda tersebut. Jika kita benar benar memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahwa Allah itu ada ﺇِﻥَّ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﭐﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ﭐﻟﺴَﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﭐﻷَﺭْﺽَ ﻓِﻲ ﺳِﺘَّﺔِ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﺛُﻢَّ ﭐﺳْﺘَﻮَﻯٰ ﻋَﻠَﻰ ﭐﻟْﻌَﺮْﺵِ ﻳُﻐْﺸِﻲ ﭐﻟْﻠَّﻴْﻞَ ﭐﻟﻨَّﻬَﺎﺭَ ﻳَﻄْﻠُﺒُﻪُ ﺣَﺜِﻴﺜﺎً ﻭَﭐﻟﺸَّﻤْﺲَ ﻭَﭐﻟْﻘَﻤَﺮَ ﻭَﭐﻟﻨُّﺠُﻮﻡَ ﻣُﺴَﺨَّﺮَﺍﺕٍ ﺑِﺄَﻣْﺮِﻩِ ﺃَﻻَ ﻟَﻪُ ﭐﻟْﺨَﻠْﻖُ ﻭَﭐﻷَﻣْﺮُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﺭَﺏُّ ﭐﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ Allah berfirman: ”Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah- Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”.( Al-A’râf: 54).